Senin, 06 Juni 2016

MENGAJAR TEMAN SEBAYA (PEER TEACHING) DAN BELAJAR MANDIRI (INDEPENDENT LEARNING)



MENGAJAR TEMAN SEBAYA (PEER TEACHING)
Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar dikuasai apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan pada peserta lain. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan pada peserta didik mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama, ia menjadi narasumber bagi yang lain.

A.    GROUP TO GROUP EXCHANGE (Pertukaran Kelompok Mengajar)

Pada strategi ini, tugas yang berbeda diberikan kepada kelompok peserta didik yang berbeda. Masing-masing kelompok “mengajar” apa yang telah dipelajari untuk sisa kelas.

PROSEDUR
1.      Pilih sebuah topik yang mengembangkan sebuah pertukaran pandangan atau informasi, mencakup perbedaan ide, kejadian, posisi, konsep, pendekatan untuk ditugaskan.
2.      Bagi kelas menjadi dua sampai empat kelompok.
3.      Mintalah kelompok memilih seorang juru bicara untuk menyampaikan pada kelompok lain.
4.      Setelah presentasi, dorong peserta didik bertanya pada presenter atau tawarkan pandangan mereka sendiri.
5.      Bandingkan dan bedakan pandangan serta informasi yang saling ditukar kemudian arahkan diskusi pada analisis.

B.     JIGSAW LEARNING (Belajar Dengan Teknik Jigsaw)

Jigsaw Learning merupakan sebuah teknik dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok ke kelompok” (group-to-group exchange) dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Ini adalah alternative menarik, ketika ada materi yang dipelajari dapat disingkat atau “dipotong” dan disaat tidak ada bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain-lain.

PROSEDUR
1.      Pilih materi belajar yang dapat dipisah menjadi bagian-bagian.
2.      Hitung jumlah bagian belajar dan jumlah peserta didik. Bagikan tugas yang berbeda kepada kelompok peserta yang berbeda. Mintalah kelompok belajar membaca, mendiskusi, dan mempelajari materi yang ditugaskan kepada mereka.
3.      Bentuklah kelompok “Jigsaw Learning”
4.      Minta anggota kelompok “Jigsaw” untuk mengajarkan materi yang telah dipelajari kepada yang lain.
5.      Kumpulkan kembali peserta didik, beri ulasan dan sisakan pertanyaan guna memastikan pemahaman yang tepat.

C.    EVERYONE IS A TEACHER HERE (Setiap Orang Adalah Guru)

Ini merupakan strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Strategi ini memberikan kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap peserta didik lain.

PROSEDUR
1.      Bagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik, mintalah menulis sebuah pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari atau topik khusus yang akan mereka diskusikan di kelas.
2.      Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan pada setiap siswa.
3.      Panggilah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang mereka dapat dan member respon.
4.      Setelah diberi respon, mintalah yang lain untuk menambahkan.

D.    PEER LESSON (Pelajaran Teman Sebaya)

Ini adalah sebuah strategi yang mengembangkan “peer teaching” dalam kelas yang menempatkan seluruh tanggung jawab untuk mengajar para peserta didik sebagai anggota kelas.

PROSEDUR
1.      Bagi kelas ke dalam sub kelompok sebanyak topik yang diajarkan.
2.      Berikan setiap kelompok informasi, konsep atau keahlian untuk mengajar yang lain. Topik harus saling berhubungan.
3.      Mintalah setiap kelompok membuat presentasi atau mengajarkan topiknya kepada siswa lain tanpa membaca laporan atau menghindari ceramah.
4.      Cobalah beberapa saran berikut:
·      Sediakan alat-alat visual
·      Kembangkan demonstrasi singkat
·      Gunakan contoh atau analogi untuk membuat poin mengajar
·      Libatkan peserta didik
·      Boleh bertanya
5.      Beri waktu yang cukup, mintalah setiap kelompok mempresentasikan pelajaran mereka.

E.     STUDENT-CREATED CASE STUDIES (Studi Kasus Kreasi Siswa)

Studi kasus digembor-gemborkan sebagai metode belajar terbaik. Satu tipe diskusi kasus memfokuskan isu menyangkut situasi nyata atau contoh tindakan yang harus diambil dan pelajaran yang harus dipelajari, dan cara mengendalikan atau menghindari situasi yang akan datang. Tenik berikut memungkinkan peserta didik menciptakan studi kasus sendiri.

PROSEDUR
1.      Pecah kelas menjadi pasang-pasang atau trio, ajak kembangkan studi kasus.
2.      Nyatakan tujuan studi kasus mempelajari topik dengan menguji situasi nyata atau contoh yang merefleksikan topik.
3.      Berikan waktu yang cukup, kemudian setiap pasang membuat rangkuman studi kasus.
4.      Ketika studi kasus selesai, mintalah kepada kelompok-kelompok agar mempresentasikan kepada kelas.

F.     IN THE NEWS (Berita-Berita Utama)

Ini adalah sebuah cara yang menarik agar peserta didik terlibat dan menimbulkan ketertarikan mereka pada topik bahkan sebelum mereka masuk kelas. Pendekatan “Peer Teaching” ini juga akan menghasilkan kekayaan materi dan informasi yang dapat dibahas oleh seluruh peserta.

            PROSEDUR
1.      Minta peserta didik membawa artikel, pokok berita, editorial dan kartun ke kelas yang sesuai topik sesi kelas.
2.      Bagi kelas menjadi sub-kelompok dan mintalah mereka mendiskusikan artikel.
3.      Kumpulkan seluruh kelas dan mintalah wakil dari setiap sub-kelompok guna membahas pilihan mereka dengan kelompok lain.
4.      Ambil poin penting yang akan dibicarakan di kelas dan gunakan poin tersebut untuk mengembangkan diskusi.


G.    POSTER SESSION (Pembahasan Poster)

Metode presentasi alternatife ini merupakansebuah cara yang tepat untuk menginformasikan peserta didik, menangkap imajinasi mereka dan mengundang pertukaran ide diantara mereka. Teknik ini merupakan cara cerita dan grafik yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang topic yang sedang didiskusikan dalam lingkungan yang tidak menakutkan.

PROSEDUR
1.      Mintalah peserta didik menyeleksi sebuah topik yang dikaitkan dengan topic umum atau yang sedang didiskusikan atau dipelajari.
2.      Mintalah peserta didik mempersiapkan gambaran visual konsep mereka pada sebuah poster atau papan pengumuman. Isi poster harus jelas, tanpa penjelasan tertulis atau lisan.
3.      Mintalah peserta didik memasang gambaran presentasi dan mendiskusikan poster yang lain.
4.      Lima belas menit sebelum kelas selesai, berundinglah seluruh kelas dan diskusikan keuntungan apa yang mereka peroleh dari kegiatan ini.

BELAJAR MANDIRI (INDEPENDENT LEARNING)
Belajar kelas penuh (Full-Class) dan belajar kolaboratif dapat diperkaya dengan aktifitas belajar mandiri. Ketika para peserta didik belajar atas kemauan sendiri, mereka mengembangkan kemampuan memfokuskan dan merefleksikan. Bekerja atas kemauan sendiri juga memberi mereka kesempatan untuk bertanggungjawab secara pribadi terhadap belajarnya.

A.    IMAGINE (Khayalan Visual)

Melalui khayalan visual peserta didik dapat menciptakan ide-idenya sendiri. Khayalan itu efektif sebagai suplemen kreatif pada belajar kolaboratif. Ia dapat juga berfungsi sebagai batu loncatan menuju penelitian independen yang mungkin pada awalnya nampak berlebihan bagi peserta didik.

PROSEDUR
1.      Perkenalkan topik pada peserta didik
2.      Instruksikan menutup mata kemudian perkenalkan latihan relaksasi. Gunakan latar musik, lampu yang suram, dan pernapasan.
3.      Lakukan latihan pemanasan dengan memvisualkan kuntum bunga, kamar tidur mereka, lampu lalu lintas, atau rintik hujan.
4.      Siapkan khayalan visual. Kemudian siapkan jarak sunyi reguler agar peserta didik dapat membangun khayalan visual mereka sendiri.
5.      Saling membagi pengalaman.

B.     WRITING IN THE HERE AND NOW (Menulis Pengalaman)

Menulis membantu peserta didik merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami. Cara dramatik untuk memajukan reflektif independen adalah meminta peserta didik untuk menulis laporan tindakan saat sekarang dari sebuah pengalaman yang telah mereka alami. (Seolah-olah tindakan itu terjadi disini dan sekarang)

PROSEDUR
1.      Pilih jenis pengalaman, peristiwa masa lampau atau akan datang.
2.      Informasikan tujuan penulisan reflektif.
3.      Perintahkan menulis, saat sekarang, tentang pengalaman yang telah dipilih.
4.      Berilah waktu yang cukup untuk menulis. Ajaklah mereka untuk membacakan tentang pengalaman.
5.      Diskusikan tidakan baru yang bisa mereka lakukan dimasa depan.

C.    MINE MAPS (Peta Pemikiran/Ingatan)

Pemetaan pemikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru. Dengan memerintahkan peserta didik membuat peta pikiran memudahkan mereka untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan.

PROSEDUR
1.      Pilih topik untuk pemetaan pikiran
·         Ide/peta pikiran
·         Kategorisasi
·         Gambar
2.      Konstruksikan peta pikiran yang sederhana menggunakan warna, khayalan atau simbol.
3.      Berikan kertas, pena, dan sumber-sumber lain yang dapat membantu peserta didik membuat peta pikiran, menghasilkan setiap ide secara bergambar dengan menggunakan sedikit kata-kata.
4.      Berilah waktu yang banyak.
5.      Perintahkan saling membagi peta pikiran, lakukan diskusi menggunakan nilai kreatif untuk menggambarkan ide-ide.

D.    ACTION LEARNING (Belajar dengan Melakukan)

Belajar tindakan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengalami dari dekat suatu kehidupan nyata yang menyeting aplikasi topik dn isi yang dipelajari tau didiskusikan di kelas. Penelitian di luar kelas menemptkn mereka dalam mode penemuan dan memudahkannya menjadi kreatif dalam mode penemuan dan memudahkannya menjadi kreatif dalam mendiskusikan penemuannya kepada kelas. Keindahan aktivitas ini adalah bahwa ia dapat digunakan dengan subjek atau aplikasi apapun.

PROSEDUR
1.      Perkenalkan topik,berikan latar belakang informasi dengan ceramah yang singkat dan diskusi kelas.
2.      Beri kesempatan mengalami topik secara langsung dengan mengadakan perjalanan lapangan.
3.      Kelompokkan kelas dan minta mereka mengembangkan daftar pertanyaan.
4.      Berikan deadline satu minggu dan arahkan mereka untuk mengunjungi satu atau beberapa tempat menggunakan daftar pertanyaan observasi. Misal mengunjungi bisnis toko eceran, restoran fast food, hotel, atau bengkel, dan melihat bagaimana mereka diperlakukan sebagai pelanggan.
5.      Minta peserta didik menyampaikan kepada kelas dengan cara lakon pendek dan lucu, interview tiruan, diskusi panel, atau permainan.


E.     LEARNING JOURNAL (Jurnal Belajar)

Ketika peserta didik diminta untuk merefleksikan dalam tulisan tentang pengalaman belajar yang telah mereka lakukan, mereka di dorong menjadi sadar, melalui bahasa, tentang yang terjadi pada mereka. Teknik – teknik yang digunakan secara luas berkaitan dengan hal ini adalah jurnal belajar, sebuah buku harian reflektif yang dipegangi peserta didik sepanjang waktu.


PROSEDUR
1.         Jelaskan bahwa pengalaman tidak perlu harus pengajar.
2.         Ajak membuat jurnal refleksi dan belajar.
3.         Sarankan menulis dua kali seminggu, tentang pikiran dan perasaan mereka yang sedang mereka pelajari sebagai catatan harian personal.
4.         Memfokuskan sebagian atau keseluruhan kategori :
·           Apa yang tidak jelas dan tidak mereka setujui.
·           Kehidupan pribadi mereka.
·           Pengalaman belajar direfleksikan.
·           Simpulan dari pengalaman.
5.  Kumpulkan, baca, dan komentari jurnal-jurnal secara periodik.


F.     LEARNING CONTRACT (Kontrak Belajar)

            Belajar dengan pengarahan sendiri sering lebih mendalam dan lebih permanen dari pada dengan pengarahan pengajar (guru). Tetapi, kamu seharusnya yakin bahwa perjanjian tentang apa dan bagaimana sesuatu akan dipelajari adalah dibuat secara eksplisit satu cara mengatasi masalah ini adalah kontrak belajar.

PROSEDUR
1.         Memilih topik untuk di pelajari secara independen.
2.         Dorong peserta didik memikirkan rencana studi dengan cara memberi waktu yang cukup untuk konsultasi dalam menyusun rencana.
3.         Kontrak yang ditulis mencakup kategori:
·           Tujuan belajar yang ingin dicapai.
·           Pengetahuan dan keterampilan khusus yang harus dikuasai.
·           Aktivitas belajar yang akan dimanfaatkan.
·           Bukti untuk menunjukkan bahwa tujuan itu telah dicapai.
·           Tanggal penyelesaian.
Kontrak yang dibuat:
·           Menyingkat empat halaman menjadi dua halaman.
·           Menulis tujuan akhir yang jelas.
4.         Berkumpullah dengan peserta didik dan diskusikan kontrak yang diajukan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar